Halaman

Label

Jumat, 11 Mei 2012

Analisis Nubita si Putri Awan melalui psikologi anak




Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Psikologi Sastra

Tugas




Disusun Oleh:
Muhammad Nurul Hidayah     (090210402113)

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonsia
Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2011

Pendahuluan
Karya sastra merupakan pencerminan dari kehidupan mannusia yang tersurat sikap, tingkah laku, pemikiran, pengetahuan, tanggapan, perasaan, imajinasi, serta spekulasi mengenai manusia itu sendiri. Sastra membicarakan tentang manusia dengan kompleksitas persoalan hidupnya. Karya sastra dan kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan karena sastra itu merupakan pencerminan hidup manusia itu sendiri
Karya sastra sastra yang mendalam membutuhkan ilmu bantu dari ilmu-ilmu lain seperti ilmu psikologi Hal ini mengingat sebuah karya sastra merupakan sebuah aktivitas psikologis, yaitu ketika pengarang melukiskan watak dan pribadi tokoh yang ditampilkan atau dihadirkannya dan menggambarkan tokoh yang dikehendakinya. Sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertian daripada karya fiksi (Wellek dan Warren, 1990: 3-11).
Karya sastra  adalah pencerminan kehidupan, jika ditilik dari segi psikologi anak maka akan  berbeda dengan psikologi. Dunia anak adalah dunia yang sempurna, tidak ada kesedihan atau beban yang menaungi mereka, begitu pula dalam karya-karya sastra yang bertema anak-anak.
Dalam makalah ini penulis ingin mengungkapkan konflik-konflik yang terjadi  dalam cerita anak yang terdapat dalam Katri, Gadis Tukang Kayu dari segi psikologi anak. Hal ini bertujuan untuk mengetahui konflik-konflik yang terjadi  dalam cerpen Nubita, si Putri Awan



Landasan Teori
1.      Teori Psikologi Sastra
Psikologi merupakan suatu ilmu yang menyelidiki dan mempelajari tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas manusia, tingkah laku serta aktivitas-aktivitas itu merupakan manifestasi hidup kejiwaan (Walgito, 1997:9). Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang dimufakati sarjana psikologi pada zaman ini.
Karya sastra merupakan hasil imajinasi dan kreativitas seorang pengarang. Pengarang menulis tentang apa saja yang menimbulkan keharuan batinnya, dan mendorong untuk berpikir, mencernakan dan mensublimasikan apa yang dilihat, didengar, dirasakannya, dialaminya, dan akhirnya dia mencipta (Lubis,1996:37)
Psikologi sastra merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi kejiwaan dan menyangkut batiniah manusia. Psikologi sastra sebagai cabang ilmu sastra yang mendekati sastra dari sudut psikologi. Perhatiannya dapat diarahkan kepada pengarang, dan pembaca atau kepada teks itu sendiri (Dick Hartoko dan B. Rahmanto, 1989: 126)
2.      Psikologi Anak
Psikologi anak merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku anak atau aktivitas-aktivitas yang bersangkut paut anak dan lingkungan sekitarnya. Menurut Johan Amos Camesius, perkembangan anak dipandang sebagai pendidik yang pertama yang idak mengabaikan sifat khas dari anak-anak. Ia berpikir bahwa anak tidak boleh dipandang sebagai orang dewasa dakam bentuk kecil
Tokoh Frobel di Jerman, Maria Montessori di Amerika, dan sebagainya. Mereka mendasarkan teori Psikologi Anak pada masanya sendiri-sendiri dalam memberikan pendidikan dan pengajaran di Taman Kanak-kanak mereka masing-masing, sekalipun perbedaan pendapat tentu saja ada.
Langeveld, telah mengumumkan hal-hal yang layak diindahkan dalam menggunakannya, antara lain:
a.      Bahwa perkembangan anak dipengaruhi lingkungannya sendiri-sendiri.
b.      Usaha mendidik anak, belum ada yang secara sempurna, yaitu mengembangkan segala kemampuan positif yang ada pada anak.
c.       Dalam mendidik anak, pendidikanlah yang bertanggungjawab, karena itu dia yang harus merumuskan segala sesuatunya.
Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya. (Wahidin, 2009)




Pembahasan
1.      Gambaran alam sekitar dalam Katri, Gadis Tukang Kayu.
a.      Lingkungan alam
Dalam cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu ini dan Nubita, si Putri Awan  gambaran tentang alam dilukiskan sangat indah dengan suasana pedesaaan yang sangat terpencil.
b.      Lingkungan bermain
Cerpen Nubita, si Putri Awan ini dunia bermain anak tampak, anak-anak yang sering bermain ketika diajak ke tempat kerja. Terkadang aanak-anak bermain sambil membantu orangtuanya.
Cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu ini dunia bermain anak tidak begitu tampak sebagai dunia anak yang sring identik dengan dunia permainan. Dalam cerpen ini  dunia bermain anak hanya berpaku pada anak yang berjalan-jalan mengelilingi kampung dan sebatas memperhatikan orang yang sedang bekerja. Anak- anak yang memperhatikan dengan penuh rasa penasaran dan keingin-tahuan.
Data cerpen Nubita si Putri awan:
........
Nubita rajin membantu ayahnya bekerja di sawah. Ia suka menanam sayuran, menyiangi tanaman dan mencari ulat hama tanaman. Ia sering bekerja sambil bernyanyi-nyanyi sehingga suasana terasa gembira. Apabila telah capai bebkerja, Nubita lallu bermain-main air di parit. Ia juga senang membantu ibunya memasak di dapur atau membersihkan rumah.

Data cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu:
Suatu hari, Katri berjalan-jalan. Ketika melewati rumah pak Karya, ia tertarik melihat pak Karya yang sedang bekerja membuat meja dengan tekun dan gembira. Katri berhenti dan menyapa,” Selamat pagi, pak Karya. Bolehkah saya melihat bapak bekerja? Tampaknya asyik sekali.”
“ Boleh saja, bapak juga senang kalau ada yang menemani,” jawab pak Karya.
Katri mem perhatikan dengan seksama. Ternyata membuat meja tidak mudah dan memerlukan kesabaran dan kecermatan.

Dari data di atas menguatkan jika anak-anak memiliki rasa penasaran terhadap sesuatu hal yang belum pernah dia ketahui.
c.       Lingkungan anak penuh dengan fantasi
Dunia anak memiliki dunia khayalan atau dunia fantasi. Biasanya anak-anak menggunakan khayalan untuk mengapresikan sesuatu. Misalnya ada seseorang yang diharapkan membuat keajaiban atau diberi benda ajaib karena telah berbuat sesuatu yang baik, biasanya memunculkan tokoh-tokoh peri, atau robot yang bisa mewujudkan keinginannya.
Dalam cerpen Nubita, si Putri Awan  ini sangat terlihat bahwa dunia fantasi anak sangat ditonjolkan dengan mengungkap tokoh yang benama Nubita yang terjatuh dari negeri awan. Dunia yang sebenarnya tidak ada dalam dunia kenyataan. Dunia anak memang lebih fokus pada hal-hal  yang bersifat khayalan atau fantasi.
Data cerpen Nubita, si Putri Awan:
.......
“Dari desa mana asalmu, gadis kecil?”  tanya Pak Barda ramah.
“Aku jatuh dari awan,” jawabnya dengan wajah tampak sedih.
“Dari awan?” tanya Pak Barda tidak percaya.
“Benar. Namaku Nubita,” lanjut si gadis mungiil itu.
.......

Data cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu:
Pada suatu malam, ketika sedang menghitung uang, Katri terkejut melihat Dewi Kemakmuran berdiri di depannya.
“ Katri, kerena kamu telah bekerja keras maka meja bundar ini kujadikan meja ajaib.  Setiap kali kamu menghitung uang di atas meja ini, uang itu akan berlipat tujuh dan kamu jangan lupa membantu orang-orang miskin. Tetapi kalau kamu malas lagi seperti dulu, akan terjadi sebaliknya, uangmu akan berkurang,” kata Dewi itu.
2.      Tema  dalam Katri, Gadis Tukang Kayu
a.      Tema kemanusiaan
Tema dalam cerpen  Nubita, si Putri  Awan adalah tentang kejujuran, sebabgai manusia kita harus jujur dalam menghadapi segala sesuatu karena dalam kejujuran kita dapat membawa kita pada kebahagiaan. Jika kita tidak jujur maka akan segala sesuatu yang kita mau tidak akan bisa terwujud.
Tema dalam cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu adalah tema tentang kemanusiaan, yaitu sebagai manusia kita tidak boleh bermalas-malasan, karena akan membuat kita terpuruk dan kebingungan jika mendapat masalah.

Data cerpen Nubita, si Putri  Awan:
Data 1
.........
 Bagaiman dengan sepatu buatamu? Bisa selesai dengan  sempurna?” tanya Nubita
“ Silahkan lihat sendiri, “ jawab si tukang sepatu.
“ semuanya sudah selesai dengan baik,” kata tukang sepatu melanjutkan. Nubita membuka dan melihat sepasang sepatu yang sangat bagus sepasang sepatu bening seperti kaca yanfkaca dengan hiasan mutiara.
“ alangkah bagusnya sepatu ini,”kata Nubita setelah  melhat sepatu itu. Kemudian  ia mengamati ssepatu itu dengan teliti.
“Tetapi, kamu tidak memenuhi ketiga syarat yang kuujukan, karena kamu tidak mengatakan dengan jujur bahwa lem sepatu itu belum kering. Berarti pekerjaanmu belum selesai.” Kata Nubita.
Si tukang sepatu tertunduk. Dia malu karena telah mencoba membohongi Nobita. Tukang sepatu itu kemudian berpamitan untuk pulang
Data 2
.......
“Apakah kamu sendiri yang menyulam bunga-bunga itu,” tanya Nubita
Tetntu saja semua ini hasil karyaku sendiri.” Jawab si tukang jahit berbohong. Padahal adiknyalah yang menyulam bunga-bunga itu.
“Dari mana kamu mendapatkan benang emas ini?” tanya Nubita lagi
Wajah si penjahit itu pucat. Ia tidak tahu dari mana adiknya memperoleh benang emas itu.
“Kalau begitu, ini bukan hasil karyamu sendiri, kamu bohong.” Kata Nubita. Si penjahit diam dan langsung berpamitan dengan wajah pucat.
Data 3
“ Tak lama kemudian, datang si pemain musik . ia memberikan selembar kertas berisi lagu ciptaannya. Sebuah lagu yang berjudul” Lagu Indah Untukmu”.
“ Dapatkah kau menyanyikan lagu ini?” tnya Nubita
“Tentunya dapat.” Jawab si pemain musik dengan tegas.lalu ia menyanyikan lagu itu..........................
Karena kamu jujur, aku yakin apa yang kau katakan tentang dirimu benar. Kamu memenuhi ketiga syarat yang kuajukan, berarti kamu bisa menjadi suamiku,” kata Nubita mlu-malu.
Data cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu:
....... katri gadis pemalas. Ia tidak mau bekerja karena terbiasa hidup enak. Semua pekerjaan rumah sudah dibereskan oleh pembantunya.........
Kesehatan ayah Katri pun mulai menurun. Ia mulai saki-sakitan sehingga memelukan biaya untuk berobat........... untuk memnuhi kebutuhan sehari-hhari, Katri terpaksa harus mencari pekerjaan. Ternyata sukar sekali mencari pekerjaan jika tidak mempunyai ketampilan dan keahlian.
........mengapa dia dulu tidak belajar ke kota  seperti Pintaro? Kalau dia bersekolah tentu keadaannya tidak akan seeperti ini. Ia pun menyesali waktu yang terbuang dengan sia-sia hanya untuk bersenang-senang dan menonton orang lain bekerja,

Dari data diatas menunjukkan jika manusia hidup jang bermalas-malasan karena kita tidak akan tahu yang terjadi hari esok.
b.      Tema tentang cinta tuhan
Anak-anak biasanya mencintail tuhan dengan cara mengucapkan tasbih atau pujian-pujian kepada tuhannya, atau dengan cara mengingatnya walaupun ketika mendapat musibah dengan menyebut namanya .

Data cerpen Nubita, si Putri  Awan:
“Dalam doanya, Pak Barda dan BU Barda berjanji bila dikarunai anak akan dirawat dan dididik dengan penuh cinta kasih.
Data cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu::
Tak terasa air matanya menetes dan dari bibirnya terucap doa,” Tuhan maafkanlah aku. Terlalu banya waktu yang telah kusia-siakan. Toolonglah, bantu aku agar mendapat pekerjaan.”

c.       Tema tentang cinta sesama manusia
Manusia diciptakan untuk hidup berdampingan dengan manusia lainnya. Ini harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga anak dapat menirukan sikap itu, karena anak memiliki sikao untuk menirukan orang-orang disekitarnya.
Dalam cerpen Nubita si Putri  Awan anak dididik untuk dapat membantu sesama, walaupun orang tersebut tidak kita kenal. Hal ini terlihat dari sifat pak Barda yang menolong Nubita dari sela-sela pohon nanas dan mengangkatnya sebagai anak, begitupula  Nubita yang mengabdi pada pak Barda, dia sering membantu pekerjaan rumah: mencuci, menanam sayur,menyiangi rumput.
Dalam cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu anak dididik untuk dapat mecintai sesama manusia dengan cara menghargai atau memberi bantuan sesuai dengan kemampuan kita.

Data cerpen Nubita si Putri Awan:
Data 1:
Pak Barda memperhatikan sekitarnya. Pandangannya kemudian tertuju ke rumpun nanas di dekat pohon pisang. Di situ pak Barda melihat anak perempuan kecil terjepit diantara dua tanaman nanas besar. Anak itu tampak menahan sakit karena impitan pohon nanas berduri. Pak Barda mengangkat anak itu keluar dari rumpun nanas dengan hati-hati.

Data 2:
Nubita rajin membantu ayahnya bekerja di sawah. Ia suka menanam sayuran, menyiangi tanaman dan mencari ulat hama tanaman. Ia sering bekerja sambil bernyanyi-nyanyi sehingga suasana terasa gembira. Apabila telah capai bebkerja, Nubita lallu bermain-main air di parit. Ia juga senang membantu ibunya memasak di dapur atau membersihkan rumah

Data cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu:
“ Katri, kerena kamu telah bekerja keras maka meja bundar ini kujadikan meja ajaib.  Setiap kali kamu menghitung uang di atas meja ini, uang itu akan berlipat tujuh dan kamu jangan lupa membantu orang-orang miskin. Tetapi kalau kamu malas lagi seperti dulu, akan terjadi sebaliknya, uangmu akan berkurang,” kata Dewi itu. Setelah berkata demikian, Dewi Kemakmuran menghlang.
 Selanjutnya, sebulan sekali Katri membagikan separo  dari penghasilannya kepada orang miskin.
 Hal yang dilakukan Katri adalah membantu orang miskin dengan memberikan separo penghasilannya karena Katri cinta sesama manusia. Ia rela memberikan sebagian penghasilan kepada orang miskin supaya mereka juga dapat merasakannya,

3.      Konflik-konflik kejiwaan anak dalam cerpen Katrii, Gadis Tukang Kayu dan Nubita  si Putri Awan.
Anak anak memiliki masalah-masalah kejiwaan diantaranya adalah memandang semua manusia itu baik, tidak mengenal lelah. Semua pandangan anak terhadap dunia sekitar sempurna di matanya. Anak-anak lebih suka dipuji-puji, selalu ingin tahu, rasa penasarannya sangat tinggi, selalu ingin menirukan apa yang dilakukan orang tua.
Data cerpen Nubita  si Putri Awan:
Data 1:
Pak Barda memperhatikan sekitarnya. Pandangannya kemudian tertuju ke rumpun nanas di dekat pohon pisang. Di situ pak Barda melihat anak perempuan kecil terjepit diantara dua tanaman nanas besar. Anak itu tampak menahan sakit karena impitan pohon nanas berduri. Pak Barda mengangkat anak itu keluar dari rumpun nanas dengan hati-hati
Data 2:
Nubita rajin membantu ayahnya bekerja di sawah. Ia suka menanam sayuran, menyiangi tanaman dan mencari ulat hama tanaman. Ia sering bekerja sambil bernyanyi-nyanyi sehingga suasana terasa gembira. Apabila telah capai bebkerja, Nubita lallu bermain-main air di parit. Ia juga senang membantu ibunya memasak di dapur atau membersihkan rumah
Hasil analisis:
Di lihat dari data di atas menunjukkan bahwa sosok manusia yang dimunculkan sesuai data diatas merupakan sosok yang sempurna, orang yang suka menolong. Anak-anak yang tidak mengerti apa-apa hanya bisa bermain walaupun kadang-kadang mereka membantu orang lain. Sosok pak Barda merupakan sosok yyang paling sempurna karenaselain pak Barda suka meolong, dia juga seorang yang rajin bekerja dan rajin berdoa. Hal ini dikaerenakan anak memandang dunia ini sempurna.
Data cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu:
Di sebuah desa terpencil tinggallah Pak Karya, seorang tukang kayu yang sangat rajin. Dialah satu-satunya tukang kayu yang ada di desa itu. Sepanjang hari, dari saat matahari terbit sampai terbenam, ia sibuk bekerja. Ia hanya berhenti sejenak untuk makan dan istirahat seperlunya. Kadang dia ketiduran di tempat kerja karena kelelahan
Hasil analisis:
Dari data di atas dapat di lihat bahwa dalam penggambaran tokoh pak Karya merupakan sosok orang yang penuh dengan perjuangan, sosok yang baik, sosok yang sempurna yang tak kenal lelah dalam melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan penggambaran seorang  anak terhadap semua orang karena   anak memandang semua dunia itu sempurna, tiada beban atau masalah. Anak-anak memandang itu semua seperti dunia bermain, yang selalu mengembirakan.
Data cerpen Nubita  si Putri Awan:
Agak lama Nubita diam. Ia ingat kepada ayah,ibu, dan kakak-kakaknya di negeri awan. Karena kenakalannya, ia kini terjatuh sampai ke bumi. Seandainya aku menuruti nasihat inu supaya tidak pergi jauh dari rumah, tentu aku masih bersama mereka, gumam Nubita dalam hati. Akan tetapi, ia kemudian sadar semuanya sudah terlanjur. Ia tak dapat lagi kembali ke negeri awan
Hasil analisis:
Dalam cerpen ini Nubita yang tak mendengar kata orang tuanya mendapatkan getah dari perbuatannya sendiri. Dia jatuh dari negeri awan sampai ke bumi dan dia tak dapat kembali ke negeri awan lagi. Jika dilihat dari sudut pandang anak, anak memililiki sifat penasaran sehingga anak-anak sering melakukan hal-hal yang dilarang oleh orang tua karena sifat keingintahuannya.


Data cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu:
Di desa itu tinggal pulapak Danu, seorang yang kaya raya. Ia hanya tinggal berdua dengan anak gadis yang bernama Katri. Istri pak Danu sudah lama meninggal. Katri gadis pemalas. Ia tidak mau bekerja karena terbiasa  hidup enak. Semua pekerjaan  rumah sudah dibereskan oleh pembantu-pembantunya. Meskipun malas hatinya baik dan jujur.
Hasil analisis:
Dari analisis di atas dapat di lihat bahwa pencitraan untuk anak-anak masih ada, dalam hal ini anak walaupun malas tetapi hatinya tetap baik hati. Ini menunjukkan bahwa semua manusia itu baik walaupun ada sifat-sifat yang sedikit kurang baik dalam cerita.
Data cerpen  Katri si Tukang Kayu:
............ketika melewati rumah pak Karya, ia tertarik melihat pak Karya yang sedang bekerja membuat meja dengan tekun dan gembira. Katri berhenti dan menyapa.........
Hasil analisis:
Dari data di atas menunjukkan jiwa anak-anak yang selalu ingin tahu terhadap dunia baru, sama dengan Katri yang berhenti ketika melihat pak Karya yang sedang membuat meja. Anak-anak selalu ingin tahu tentang hal-hal yang belum mereka ketahui sebelumnya. Mereka akan memperhatikan dengan seksama hal baru tersebut sampai dia ingin menirukan hal yang dilihatnya itu.
Data cerpen  Putri si Gadis Awan:
...............Karena kenakalannya, ia kini terjatuh sampai ke bumi. Seandainya aku menuruti nasihat inu supaya tidak pergi jauh dari rumah, tentu aku masih bersama mereka, gumam Nubita dalam hati...............


Hasil analisis:
Apabila orang tua sedang menasehati kita kita harus mendengarkannya karena itu untuk kebaikan kita. Akan tetapi anak-anak mmemaknainya berbeda, jika orang tua menasehatinya, mereka beranggapan bahwa orangtua mereka mellarang mereka untuk melekukan sesuatu yang menurut mereka menyenengkan walaupun yang sebenarnya sangat membahayakan bagi mereka.
Data cerpen  Katri si Tukang Kayu:
Tahun berganti tahun Pintaro telah menyelesaikan sekolahnya. Berbekal ilmu yang diperoleh dari kota, Pintaro membantu usaha ayahnya. Ia terampil menggunakan alat-alat pertukangan, dari alat yang sederhana sampai alat yang digerakkan oleh mesin ............
Hasil analisis:
Semua kan berguna jika kita rajin bersekolah, tidak bolos, belajar yang rajin supaya kita sukses. Ini barmaksud agar anak-anak  bisa rajin bersekolah agar kelak menjadi manusia yang sukses.
Data cerpen  Katri si Tukang Kayu:
Kesehatan ayah Karti pun mulai menurun. Ia mulai sakit-sakitn sehingga memerlukan  biaya untuk berobat. Dan ternyata hampir semua teman dan saudara yang dahulu baik kepada mereka  dan suka datang untuk meminta bantuan, kini menjauh. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Katri terpaksa mencari pekerjaan. Ternyata sukar sekali mencari pekerjaan kalau tidak mempunyai keterampilan dan keahlian
Keadaan kesehatan ayah Katri memburuk. Dan tak lama kemudian, ayah  Katri meninggal dunia. Katri sangat sedih. Ia kini yatim piatu.
Hasil analisis:
Jika di lihat dari data di atas ternyata mengajarkan pada kita terutama pada anak-anak untuk  tidak menyia-nyiakan waktu untuk belajar, karena dalam kehidupan ini waktu akan berjalan terus sehingga jika kita tidak bisa memanfaatkan waktu dengan  baik maka kita akan dimakan oleh waktu itu sendiri. Jika di lihat dari psikologi anak, anak-anak masih sangat membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang dari orang tua. Apabila hanya tinggal berdua dengan ayah dan ayahpun meninggal maka akan terjadi tekanan pada anak, apalagi ditambah sama dengan menjjauhnya orang-orang yang pernah dekat dengannya.
Data cerpen  Katri si Tukang Kayu:
Dengan uangnya yang hanya sedikit, Karti membeli papan, balok kayu dan paku. Tiba-tiba ia teringat dirinya tak punya peralatan tukang kayu.
“Aku akan meminjam alat-alat dari pak Karya, ayah Pintaro. Dan supaya tidak ada orang lain yang tahu, aku akan berpakaian seperti laki-laki,” kata Katri pada dirinya sendiri.
Hasil analisis:
Dengan uang yang sedikit ini dibuat untuk kebutuhan lain untuk berbisnis guna menymbung hidup. Ini merupakan kebiasaan yang baik dalam menjalani kehidupan. Anak-anak membutuhkan kebiasaan bekerja dengan baik, kebiasaan bekerja yang baik adalah dasar dari efisiensi (Hanifan, 1990: 119). Jika di lihat dari pernyataan di atas dan data yang tersebut adalah Karti ssudah memulai kebiasaan baiknya dengancara mencari usaha untuk membuat meja untuk dijual lagi. Itu menunjukkan bahwa kebiasaan yang baik mulai tumbuh darinya.
Data cerpen  Katri si Tukang Kayu:
Beberapa bulan kemudian, Pintaro, anak pak Karya, kembali dari kota. Pintaro dan Karti menjadi teman karena mereka sama-sama menyukai pertukangan. Makin lama persahabatan mereka semakin akrab.
Berbulan-bulan Karti bekerja di rumah Pintaro. Ternyata bekerja sebagai tukang kayu membuat Karti senang. Badannya memang jadi berkeringat tetapi hatinya puas.
Setahun kemudian Katri menikah dengan Pintaro. Mereka memperbesar usaha dan membuka toko mebel. Yang paling terkenal dari toko mebel mereka adalah meja bundar buatan mereka.
Hasil analisis:
Dalam psikologi membuat anak senag dan bahhagia itu bisa membuat energi positif pada anak dan memberikan pengalaman yang mengesankan buat anak. Dalam data di atas walaupun berkeringat  Karti merasa senang dan puas dengan hasil karyanya, walaupun hal itu jauh. Yang terpenting adalah kepuasan dan kebahagiaan yang diperoleh.
Data cerpen  Katri si Tukang Kayu:
Pada suatu malam, ketika sedang menghitung uang, Karti terkejut melihat Dewi Kemakmuran berdiri di depannya.
“ Karti, karena kamu sudah bekerja keras maka meja bundar ini kujadikan meja ajaib. Setiap kali kamu menghitung uang di atas meja ini, uang itu akan berlipat tujuh dan kamu jangan lupa membantu orang-orang miskin. Tetapi kalau kamu malas lagi seperti dahulu, akan terjadi sebaliknya, uangmu akan berkurang,” kata Dewi itu.
Selanjutnya, sebulan sekali Katri sekali karti membagikan separo penghasilannya kepada orang miskin. Katri tidak pernah bercerita tentang meja ajaibnya kepada siapapun. Bila orang bertanya resep keberhasilannya, Katri hanya mengatakan,” siapa yang Rajin bekerja akan mendapat berkah dari pengajian.
Hasil analisis:
Dari data di atas dapat di ketahui bahwa Dewi kemakmuran itu bisa disimbolkan dengan orang tua yang memberikan kebiasaan baiknya pada anaknya yang harus dipatuhi oleh anaknya. Begitu pula Karti, dia harus mematuhi apa yang disampaikan oleh Dewi Kemakmuran kepadanya, dia harus membagi rejekinya untuk orang-orang miskin.
Dan jika semua orangtua menanamkan kebiasaan yang baik yaitu dengan cara yang benar maka alangkah indahnya melihat anak-anak senaang jika mereka dipuji, dibanggakan, tentu mereka akan melakukan kebiasaan baik itu seterusnya



Penutup
kesimpulan
Psikologi sastra adalah merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi kejiwaan dan menyangkut batiniah manusia. Psikologi sastra sebagai cabang ilmu sastra yang mendekati sastra dari sudut psikologi. Perhatiannya dapat diarahkan kepada pengarang, dan pembaca atau kepada teks itu sendiri (Dick Hartoko dan B. Rahmanto, 1989: 126)
Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. cerpen Putri si Gadis Awan dan Karti, Gadis Tukang Kayu menceritakan kisah anak-anak dan permasalahannya dengan kisah menarik yang behubungan dengan dunia fantasi anak.
Daftar pustaka
Samekto, Cecilia Guno. 2001. Nubita si Putri Awan. Yogyakarta: Kanisius
Purnomo, Hanifan Bambang. 1990. Memahami Dunia Anak-anak. Bandung: CV Mandar Maju
Kartono, Kartini. 1990. Psikologi Anak. Bandung: CV Mandar Maju
Sujanto, Agus. 1996. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta
Lubis, Mochtar. 1996. Sastra dan Tekniknya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar