Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Psikologi Sastra
Tugas
Disusun Oleh:
Muhammad Nurul Hidayah
(090210402113)
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonsia
Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Jember
Pendahuluan
Karya
sastra merupakan pencerminan dari kehidupan mannusia yang tersurat sikap, tingkah laku, pemikiran,
pengetahuan, tanggapan, perasaan, imajinasi, serta spekulasi mengenai manusia
itu sendiri. Sastra membicarakan tentang manusia dengan kompleksitas persoalan
hidupnya. Karya sastra dan kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan karena
sastra itu merupakan pencerminan hidup manusia itu sendiri
Karya sastra
sastra yang mendalam membutuhkan ilmu bantu dari ilmu-ilmu lain seperti ilmu
psikologi Hal ini mengingat sebuah karya sastra merupakan sebuah aktivitas
psikologis, yaitu ketika pengarang melukiskan watak dan pribadi tokoh yang
ditampilkan atau dihadirkannya dan menggambarkan tokoh yang dikehendakinya.
Sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertian daripada
karya fiksi (Wellek dan Warren, 1990: 3-11).
Karya sastra adalah pencerminan kehidupan, jika ditilik
dari segi psikologi anak maka akan
berbeda dengan psikologi. Dunia anak adalah dunia yang sempurna, tidak
ada kesedihan atau beban yang menaungi mereka, begitu pula dalam karya-karya
sastra yang bertema anak-anak.
Dalam makalah ini
penulis ingin mengungkapkan konflik-konflik yang terjadi dalam cerita anak yang terdapat dalam Katri,
Gadis Tukang Kayu dari segi psikologi anak. Hal ini bertujuan untuk mengetahui konflik-konflik
yang terjadi dalam cerpen Nubita, si Putri Awan
Landasan
Teori
1. Teori Psikologi Sastra
Psikologi merupakan suatu ilmu yang
menyelidiki dan mempelajari tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas
manusia, tingkah laku serta aktivitas-aktivitas itu merupakan manifestasi hidup
kejiwaan (Walgito, 1997:9). Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa
yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang dimufakati
sarjana psikologi pada zaman ini.
Karya sastra merupakan hasil imajinasi dan
kreativitas seorang pengarang. Pengarang menulis tentang apa saja yang
menimbulkan keharuan batinnya, dan mendorong untuk berpikir, mencernakan dan
mensublimasikan apa yang dilihat, didengar, dirasakannya, dialaminya, dan
akhirnya dia mencipta (Lubis,1996:37)
Psikologi sastra merupakan suatu pendekatan yang
mempertimbangkan segi-segi kejiwaan dan menyangkut batiniah manusia. Psikologi
sastra sebagai cabang ilmu sastra yang mendekati sastra dari sudut psikologi.
Perhatiannya dapat diarahkan kepada pengarang, dan pembaca atau kepada teks itu
sendiri (Dick Hartoko dan B. Rahmanto, 1989: 126)
2. Psikologi Anak
Psikologi anak merupakan ilmu yang mempelajari
tingkah laku anak atau aktivitas-aktivitas yang bersangkut paut anak dan
lingkungan sekitarnya. Menurut Johan Amos Camesius, perkembangan anak dipandang
sebagai pendidik yang pertama yang idak mengabaikan sifat khas dari anak-anak.
Ia berpikir bahwa anak tidak boleh dipandang sebagai orang dewasa dakam bentuk
kecil
Tokoh Frobel di Jerman, Maria Montessori di
Amerika, dan sebagainya. Mereka mendasarkan teori Psikologi Anak pada masanya
sendiri-sendiri dalam memberikan pendidikan dan pengajaran di Taman Kanak-kanak
mereka masing-masing, sekalipun perbedaan pendapat tentu saja ada.
Langeveld, telah mengumumkan hal-hal yang
layak diindahkan dalam menggunakannya, antara lain:
a. Bahwa perkembangan anak dipengaruhi lingkungannya
sendiri-sendiri.
b. Usaha mendidik anak, belum ada yang secara
sempurna, yaitu mengembangkan segala kemampuan positif yang ada pada anak.
c. Dalam mendidik anak, pendidikanlah yang
bertanggungjawab, karena itu dia yang harus merumuskan segala sesuatunya.
Sastra anak adalah karya sastra yang secara
khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan
anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Seperti pada jenis karya
sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan
hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak.
Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan
kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan
keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat
anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita
ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan
batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya. (Wahidin, 2009)
Pembahasan
1. Gambaran alam sekitar dalam Katri, Gadis Tukang Kayu.
a.
Lingkungan
alam
Dalam cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu ini dan Nubita, si Putri Awan gambaran tentang alam dilukiskan sangat indah
dengan suasana pedesaaan yang sangat terpencil.
b.
Lingkungan
bermain
Cerpen Nubita,
si Putri Awan ini dunia bermain anak tampak, anak-anak yang sering bermain
ketika diajak ke tempat kerja. Terkadang aanak-anak bermain sambil membantu
orangtuanya.
Cerpen Katri,
Gadis Tukang Kayu ini dunia bermain anak tidak begitu tampak sebagai dunia
anak yang sring identik dengan dunia permainan. Dalam cerpen ini dunia bermain anak hanya berpaku pada anak
yang berjalan-jalan mengelilingi kampung dan sebatas memperhatikan orang yang
sedang bekerja. Anak- anak yang memperhatikan dengan penuh rasa penasaran dan
keingin-tahuan.
Data cerpen Nubita si Putri awan:
........
Nubita rajin membantu ayahnya bekerja di
sawah. Ia suka menanam sayuran, menyiangi tanaman dan mencari ulat hama
tanaman. Ia sering bekerja sambil bernyanyi-nyanyi sehingga suasana terasa
gembira. Apabila telah capai bebkerja, Nubita lallu bermain-main air di parit.
Ia juga senang membantu ibunya memasak di dapur atau membersihkan rumah.
Data cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu:
Suatu hari, Katri berjalan-jalan. Ketika
melewati rumah pak Karya, ia tertarik melihat pak Karya yang sedang bekerja
membuat meja dengan tekun dan gembira. Katri berhenti dan menyapa,” Selamat
pagi, pak Karya. Bolehkah saya melihat bapak bekerja? Tampaknya asyik sekali.”
“ Boleh saja, bapak juga senang kalau ada yang
menemani,” jawab pak Karya.
Katri mem perhatikan dengan seksama. Ternyata
membuat meja tidak mudah dan memerlukan kesabaran dan kecermatan.
Dari
data di atas menguatkan jika anak-anak memiliki rasa penasaran terhadap sesuatu
hal yang belum pernah dia ketahui.
c.
Lingkungan
anak penuh dengan fantasi
Dunia anak memiliki dunia khayalan atau dunia
fantasi. Biasanya anak-anak menggunakan khayalan untuk mengapresikan sesuatu.
Misalnya ada seseorang yang diharapkan membuat keajaiban atau diberi benda
ajaib karena telah berbuat sesuatu yang baik, biasanya memunculkan tokoh-tokoh
peri, atau robot yang bisa mewujudkan keinginannya.
Dalam cerpen Nubita, si Putri Awan ini
sangat terlihat bahwa dunia fantasi anak sangat ditonjolkan dengan mengungkap tokoh
yang benama Nubita yang terjatuh dari negeri awan. Dunia yang sebenarnya tidak
ada dalam dunia kenyataan. Dunia anak memang lebih fokus pada hal-hal yang bersifat khayalan atau fantasi.
Data cerpen Nubita, si Putri Awan:
.......
“Dari desa mana asalmu, gadis kecil?” tanya Pak Barda ramah.
“Aku jatuh dari awan,” jawabnya dengan wajah
tampak sedih.
“Dari awan?” tanya Pak Barda tidak percaya.
“Benar. Namaku Nubita,” lanjut si gadis
mungiil itu.
.......
Data cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu:
Pada suatu malam, ketika sedang menghitung
uang, Katri terkejut melihat Dewi Kemakmuran berdiri di depannya.
“ Katri, kerena kamu telah bekerja keras maka
meja bundar ini kujadikan meja ajaib.
Setiap kali kamu menghitung uang di atas meja ini, uang itu akan
berlipat tujuh dan kamu jangan lupa membantu orang-orang miskin. Tetapi kalau
kamu malas lagi seperti dulu, akan terjadi sebaliknya, uangmu akan berkurang,”
kata Dewi itu.
2. Tema
dalam Katri, Gadis Tukang Kayu
a. Tema kemanusiaan
Tema dalam cerpen Nubita, si Putri Awan adalah tentang kejujuran, sebabgai
manusia kita harus jujur dalam menghadapi segala sesuatu karena dalam kejujuran
kita dapat membawa kita pada kebahagiaan. Jika kita tidak jujur maka akan
segala sesuatu yang kita mau tidak akan bisa terwujud.
Tema dalam cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu adalah tema tentang kemanusiaan, yaitu
sebagai manusia kita tidak boleh bermalas-malasan, karena akan membuat kita
terpuruk dan kebingungan jika mendapat masalah.
Data cerpen Nubita, si Putri Awan:
Data 1
.........
Bagaiman dengan sepatu buatamu? Bisa selesai
dengan sempurna?” tanya Nubita
“
Silahkan lihat sendiri, “ jawab si tukang sepatu.
“
semuanya sudah selesai dengan baik,” kata tukang sepatu melanjutkan. Nubita
membuka dan melihat sepasang sepatu yang sangat bagus sepasang sepatu bening
seperti kaca yanfkaca dengan hiasan mutiara.
“
alangkah bagusnya sepatu ini,”kata Nubita setelah melhat sepatu itu. Kemudian ia mengamati ssepatu itu dengan teliti.
“Tetapi,
kamu tidak memenuhi ketiga syarat yang kuujukan, karena kamu tidak mengatakan
dengan jujur bahwa lem sepatu itu belum kering. Berarti pekerjaanmu belum
selesai.” Kata Nubita.
Si
tukang sepatu tertunduk. Dia malu karena telah mencoba membohongi Nobita.
Tukang sepatu itu kemudian berpamitan untuk pulang
Data 2
.......
“Apakah
kamu sendiri yang menyulam bunga-bunga itu,” tanya Nubita
Tetntu
saja semua ini hasil karyaku sendiri.” Jawab si tukang jahit berbohong. Padahal
adiknyalah yang menyulam bunga-bunga itu.
“Dari
mana kamu mendapatkan benang emas ini?” tanya Nubita lagi
Wajah
si penjahit itu pucat. Ia tidak tahu dari mana adiknya memperoleh benang emas
itu.
“Kalau
begitu, ini bukan hasil karyamu sendiri, kamu bohong.” Kata Nubita. Si penjahit
diam dan langsung berpamitan dengan wajah pucat.
Data 3
“
Tak lama kemudian, datang si pemain musik . ia memberikan selembar kertas
berisi lagu ciptaannya. Sebuah lagu yang berjudul” Lagu Indah Untukmu”.
“
Dapatkah kau menyanyikan lagu ini?” tnya Nubita
“Tentunya
dapat.” Jawab si pemain musik dengan tegas.lalu ia menyanyikan lagu
itu..........................
Karena
kamu jujur, aku yakin apa yang kau katakan tentang dirimu benar. Kamu memenuhi
ketiga syarat yang kuajukan, berarti kamu bisa menjadi suamiku,” kata Nubita
mlu-malu.
Data cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu:
....... katri gadis pemalas. Ia tidak mau
bekerja karena terbiasa hidup enak. Semua pekerjaan rumah sudah dibereskan oleh
pembantunya.........
Kesehatan ayah Katri pun mulai menurun. Ia
mulai saki-sakitan sehingga memelukan biaya untuk berobat........... untuk
memnuhi kebutuhan sehari-hhari, Katri terpaksa harus mencari pekerjaan.
Ternyata sukar sekali mencari pekerjaan jika tidak mempunyai ketampilan dan
keahlian.
........mengapa dia dulu tidak belajar ke
kota seperti Pintaro? Kalau dia
bersekolah tentu keadaannya tidak akan seeperti ini. Ia pun menyesali waktu
yang terbuang dengan sia-sia hanya untuk bersenang-senang dan menonton orang
lain bekerja,
Dari
data diatas menunjukkan jika manusia hidup jang bermalas-malasan karena kita
tidak akan tahu yang terjadi hari esok.
b. Tema tentang cinta tuhan
Anak-anak biasanya mencintail tuhan dengan
cara mengucapkan tasbih atau pujian-pujian kepada tuhannya, atau dengan cara
mengingatnya walaupun ketika mendapat musibah dengan menyebut namanya .
Data cerpen Nubita, si Putri Awan:
“Dalam
doanya, Pak Barda dan BU Barda berjanji bila dikarunai anak akan dirawat dan
dididik dengan penuh cinta kasih.
Data
cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu::
Tak terasa air matanya menetes dan dari
bibirnya terucap doa,” Tuhan maafkanlah aku. Terlalu banya waktu yang telah
kusia-siakan. Toolonglah, bantu aku agar mendapat pekerjaan.”
c. Tema tentang cinta sesama manusia
Manusia diciptakan untuk hidup berdampingan
dengan manusia lainnya. Ini harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga anak dapat menirukan sikap itu, karena anak memiliki sikao untuk
menirukan orang-orang disekitarnya.
Dalam cerpen Nubita si Putri Awan anak
dididik untuk dapat membantu sesama, walaupun orang tersebut tidak kita kenal.
Hal ini terlihat dari sifat pak Barda yang menolong Nubita dari sela-sela pohon
nanas dan mengangkatnya sebagai anak, begitupula Nubita yang mengabdi pada pak Barda, dia sering
membantu pekerjaan rumah: mencuci, menanam sayur,menyiangi rumput.
Dalam cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu anak dididik untuk dapat mecintai sesama
manusia dengan cara menghargai atau memberi bantuan sesuai dengan kemampuan
kita.
Data cerpen Nubita si Putri Awan:
Data 1:
Pak
Barda memperhatikan sekitarnya. Pandangannya kemudian tertuju ke rumpun nanas
di dekat pohon pisang. Di situ pak Barda melihat anak perempuan kecil terjepit
diantara dua tanaman nanas besar. Anak itu tampak menahan sakit karena impitan
pohon nanas berduri. Pak Barda mengangkat anak itu keluar dari rumpun nanas
dengan hati-hati.
Data 2:
Nubita
rajin membantu ayahnya bekerja di sawah. Ia suka menanam sayuran, menyiangi
tanaman dan mencari ulat hama tanaman. Ia sering bekerja sambil bernyanyi-nyanyi
sehingga suasana terasa gembira. Apabila telah capai bebkerja, Nubita lallu
bermain-main air di parit. Ia juga senang membantu ibunya memasak di dapur atau
membersihkan rumah
Data cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu:
“ Katri, kerena kamu telah bekerja keras maka
meja bundar ini kujadikan meja ajaib.
Setiap kali kamu menghitung uang di atas meja ini, uang itu akan
berlipat tujuh dan kamu jangan lupa membantu orang-orang miskin. Tetapi kalau
kamu malas lagi seperti dulu, akan terjadi sebaliknya, uangmu akan berkurang,”
kata Dewi itu. Setelah berkata demikian, Dewi Kemakmuran menghlang.
Selanjutnya, sebulan sekali Katri membagikan
separo dari penghasilannya kepada orang
miskin.
Hal yang dilakukan Katri adalah membantu orang
miskin dengan memberikan separo penghasilannya karena Katri cinta sesama
manusia. Ia rela memberikan sebagian penghasilan kepada orang miskin supaya
mereka juga dapat merasakannya,
3. Konflik-konflik kejiwaan anak dalam cerpen Katrii, Gadis Tukang Kayu dan Nubita si Putri Awan.
Anak anak
memiliki masalah-masalah kejiwaan diantaranya adalah memandang semua manusia
itu baik, tidak mengenal lelah. Semua pandangan anak terhadap dunia sekitar
sempurna di matanya. Anak-anak lebih suka dipuji-puji, selalu ingin tahu, rasa
penasarannya sangat tinggi, selalu ingin menirukan apa yang dilakukan orang
tua.
Data cerpen Nubita si Putri Awan:
Data 1:
Pak Barda memperhatikan sekitarnya.
Pandangannya kemudian tertuju ke rumpun nanas di dekat pohon pisang. Di situ
pak Barda melihat anak perempuan kecil terjepit diantara dua tanaman nanas
besar. Anak itu tampak menahan sakit karena impitan pohon nanas berduri. Pak
Barda mengangkat anak itu keluar dari rumpun nanas dengan hati-hati
Data 2:
Nubita rajin membantu ayahnya bekerja di
sawah. Ia suka menanam sayuran, menyiangi tanaman dan mencari ulat hama
tanaman. Ia sering bekerja sambil bernyanyi-nyanyi sehingga suasana terasa
gembira. Apabila telah capai bebkerja, Nubita lallu bermain-main air di parit.
Ia juga senang membantu ibunya memasak di dapur atau membersihkan rumah
Hasil analisis:
Di lihat dari
data di atas menunjukkan bahwa sosok manusia yang dimunculkan sesuai data
diatas merupakan sosok yang sempurna, orang yang suka menolong. Anak-anak yang
tidak mengerti apa-apa hanya bisa bermain walaupun kadang-kadang mereka membantu
orang lain. Sosok pak Barda merupakan sosok yyang paling sempurna karenaselain
pak Barda suka meolong, dia juga seorang yang rajin bekerja dan rajin berdoa.
Hal ini dikaerenakan anak memandang dunia ini sempurna.
Data cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu:
Di
sebuah desa terpencil tinggallah Pak Karya, seorang tukang kayu yang sangat
rajin. Dialah satu-satunya tukang kayu yang ada di desa itu. Sepanjang hari,
dari saat matahari terbit sampai terbenam, ia sibuk bekerja. Ia hanya berhenti
sejenak untuk makan dan istirahat seperlunya. Kadang dia ketiduran di tempat
kerja karena kelelahan
Hasil analisis:
Dari data di atas
dapat di lihat bahwa dalam penggambaran tokoh pak Karya merupakan sosok orang
yang penuh dengan perjuangan, sosok yang baik, sosok yang sempurna yang tak
kenal lelah dalam melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan penggambaran
seorang anak terhadap semua orang
karena anak memandang semua dunia itu
sempurna, tiada beban atau masalah. Anak-anak memandang itu semua seperti dunia
bermain, yang selalu mengembirakan.
Data cerpen Nubita si Putri Awan:
Agak lama Nubita
diam. Ia ingat kepada ayah,ibu, dan kakak-kakaknya di negeri awan. Karena
kenakalannya, ia kini terjatuh sampai ke bumi. Seandainya aku menuruti nasihat
inu supaya tidak pergi jauh dari rumah, tentu aku masih bersama mereka, gumam
Nubita dalam hati. Akan tetapi, ia kemudian sadar semuanya sudah terlanjur. Ia
tak dapat lagi kembali ke negeri awan
Hasil analisis:
Dalam cerpen ini
Nubita yang tak mendengar kata orang tuanya mendapatkan getah dari perbuatannya
sendiri. Dia jatuh dari negeri awan sampai ke bumi dan dia tak dapat kembali ke
negeri awan lagi. Jika dilihat dari sudut pandang anak, anak memililiki sifat
penasaran sehingga anak-anak sering melakukan hal-hal yang dilarang oleh orang
tua karena sifat keingintahuannya.
Data cerpen Katri, Gadis Tukang Kayu:
Di
desa itu tinggal pulapak Danu, seorang yang kaya raya. Ia hanya tinggal berdua
dengan anak gadis yang bernama Katri. Istri pak Danu sudah lama meninggal.
Katri gadis pemalas. Ia tidak mau bekerja karena terbiasa hidup enak. Semua pekerjaan rumah sudah dibereskan oleh
pembantu-pembantunya. Meskipun malas hatinya baik dan jujur.
Hasil analisis:
Dari analisis di
atas dapat di lihat bahwa pencitraan untuk anak-anak masih ada, dalam hal ini
anak walaupun malas tetapi hatinya tetap baik hati. Ini menunjukkan bahwa semua
manusia itu baik walaupun ada sifat-sifat yang sedikit kurang baik dalam
cerita.
Data cerpen Katri
si Tukang Kayu:
............ketika
melewati rumah pak Karya, ia tertarik melihat pak Karya yang sedang bekerja
membuat meja dengan tekun dan gembira. Katri berhenti dan menyapa.........
Hasil analisis:
Dari data di atas
menunjukkan jiwa anak-anak yang selalu ingin tahu terhadap dunia baru, sama
dengan Katri yang berhenti ketika melihat pak Karya yang sedang membuat meja.
Anak-anak selalu ingin tahu tentang hal-hal yang belum mereka ketahui
sebelumnya. Mereka akan memperhatikan dengan seksama hal baru tersebut sampai
dia ingin menirukan hal yang dilihatnya itu.
Data cerpen Putri
si Gadis Awan:
...............Karena
kenakalannya, ia kini terjatuh sampai ke bumi. Seandainya aku menuruti nasihat
inu supaya tidak pergi jauh dari rumah, tentu aku masih bersama mereka, gumam
Nubita dalam hati...............
Hasil analisis:
Apabila orang tua
sedang menasehati kita kita harus mendengarkannya karena itu untuk kebaikan
kita. Akan tetapi anak-anak mmemaknainya berbeda, jika orang tua menasehatinya,
mereka beranggapan bahwa orangtua mereka mellarang mereka untuk melekukan
sesuatu yang menurut mereka menyenengkan walaupun yang sebenarnya sangat
membahayakan bagi mereka.
Data cerpen Katri
si Tukang Kayu:
Tahun
berganti tahun Pintaro telah menyelesaikan sekolahnya. Berbekal ilmu yang
diperoleh dari kota, Pintaro membantu usaha ayahnya. Ia terampil menggunakan
alat-alat pertukangan, dari alat yang sederhana sampai alat yang digerakkan
oleh mesin ............
Hasil analisis:
Semua kan berguna
jika kita rajin bersekolah, tidak bolos, belajar yang rajin supaya kita sukses.
Ini barmaksud agar anak-anak bisa rajin
bersekolah agar kelak menjadi manusia yang sukses.
Data cerpen Katri
si Tukang Kayu:
Kesehatan
ayah Karti pun mulai menurun. Ia mulai sakit-sakitn sehingga memerlukan biaya untuk berobat. Dan ternyata hampir
semua teman dan saudara yang dahulu baik kepada mereka dan suka datang untuk meminta bantuan, kini
menjauh. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Katri terpaksa mencari
pekerjaan. Ternyata sukar sekali mencari pekerjaan kalau tidak mempunyai
keterampilan dan keahlian
Keadaan
kesehatan ayah Katri memburuk. Dan tak lama kemudian, ayah Katri meninggal dunia. Katri sangat sedih. Ia
kini yatim piatu.
Hasil analisis:
Jika di lihat
dari data di atas ternyata mengajarkan pada kita terutama pada anak-anak
untuk tidak menyia-nyiakan waktu untuk
belajar, karena dalam kehidupan ini waktu akan berjalan terus sehingga jika
kita tidak bisa memanfaatkan waktu dengan
baik maka kita akan dimakan oleh waktu itu sendiri. Jika di lihat dari
psikologi anak, anak-anak masih sangat membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang
dari orang tua. Apabila hanya tinggal berdua dengan ayah dan ayahpun meninggal
maka akan terjadi tekanan pada anak, apalagi ditambah sama dengan menjjauhnya
orang-orang yang pernah dekat dengannya.
Data cerpen Katri
si Tukang Kayu:
Dengan
uangnya yang hanya sedikit, Karti membeli papan, balok kayu dan paku. Tiba-tiba
ia teringat dirinya tak punya peralatan tukang kayu.
“Aku
akan meminjam alat-alat dari pak Karya, ayah Pintaro. Dan supaya tidak ada
orang lain yang tahu, aku akan berpakaian seperti laki-laki,” kata Katri pada
dirinya sendiri.
Hasil analisis:
Dengan uang yang
sedikit ini dibuat untuk kebutuhan lain untuk berbisnis guna menymbung hidup.
Ini merupakan kebiasaan yang baik dalam menjalani kehidupan. Anak-anak
membutuhkan kebiasaan bekerja dengan baik, kebiasaan bekerja yang baik adalah
dasar dari efisiensi (Hanifan, 1990: 119). Jika di lihat dari pernyataan di
atas dan data yang tersebut adalah Karti ssudah memulai kebiasaan baiknya
dengancara mencari usaha untuk membuat meja untuk dijual lagi. Itu menunjukkan
bahwa kebiasaan yang baik mulai tumbuh darinya.
Data cerpen Katri
si Tukang Kayu:
Beberapa
bulan kemudian, Pintaro, anak pak Karya, kembali dari kota. Pintaro dan Karti
menjadi teman karena mereka sama-sama menyukai pertukangan. Makin lama
persahabatan mereka semakin akrab.
Berbulan-bulan
Karti bekerja di rumah Pintaro. Ternyata bekerja sebagai tukang kayu membuat
Karti senang. Badannya memang jadi berkeringat tetapi hatinya puas.
Setahun
kemudian Katri menikah dengan Pintaro. Mereka memperbesar usaha dan membuka
toko mebel. Yang paling terkenal dari toko mebel mereka adalah meja bundar
buatan mereka.
Hasil analisis:
Dalam psikologi
membuat anak senag dan bahhagia itu bisa membuat energi positif pada anak dan
memberikan pengalaman yang mengesankan buat anak. Dalam data di atas walaupun
berkeringat Karti merasa senang dan puas
dengan hasil karyanya, walaupun hal itu jauh. Yang terpenting adalah kepuasan
dan kebahagiaan yang diperoleh.
Data cerpen Katri
si Tukang Kayu:
Pada
suatu malam, ketika sedang menghitung uang, Karti terkejut melihat Dewi
Kemakmuran berdiri di depannya.
“
Karti, karena kamu sudah bekerja keras maka meja bundar ini kujadikan meja
ajaib. Setiap kali kamu menghitung uang di atas meja ini, uang itu akan
berlipat tujuh dan kamu jangan lupa membantu orang-orang miskin. Tetapi kalau
kamu malas lagi seperti dahulu, akan terjadi sebaliknya, uangmu akan
berkurang,” kata Dewi itu.
Selanjutnya,
sebulan sekali Katri sekali karti membagikan separo penghasilannya kepada orang
miskin. Katri tidak pernah bercerita tentang meja ajaibnya kepada siapapun.
Bila orang bertanya resep keberhasilannya, Katri hanya mengatakan,” siapa yang
Rajin bekerja akan mendapat berkah dari pengajian.
Hasil analisis:
Dari data di atas
dapat di ketahui bahwa Dewi kemakmuran itu bisa disimbolkan dengan orang tua
yang memberikan kebiasaan baiknya pada anaknya yang harus dipatuhi oleh
anaknya. Begitu pula Karti, dia harus mematuhi apa yang disampaikan oleh Dewi
Kemakmuran kepadanya, dia harus membagi rejekinya untuk orang-orang miskin.
Dan jika semua
orangtua menanamkan kebiasaan yang baik yaitu dengan cara yang benar maka
alangkah indahnya melihat anak-anak senaang jika mereka dipuji, dibanggakan,
tentu mereka akan melakukan kebiasaan baik itu seterusnya
Penutup
kesimpulan
Psikologi sastra adalah merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan
segi-segi kejiwaan dan menyangkut batiniah manusia. Psikologi sastra sebagai
cabang ilmu sastra yang mendekati sastra dari sudut psikologi. Perhatiannya
dapat diarahkan kepada pengarang, dan pembaca atau kepada teks itu sendiri
(Dick Hartoko dan B. Rahmanto, 1989: 126)
Sastra anak adalah karya sastra yang secara
khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan
anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. cerpen Putri si Gadis Awan dan Karti, Gadis Tukang Kayu menceritakan
kisah anak-anak dan permasalahannya dengan kisah menarik yang behubungan dengan
dunia fantasi anak.
Daftar
pustaka
Samekto, Cecilia Guno. 2001. Nubita si Putri Awan. Yogyakarta: Kanisius
Purnomo, Hanifan Bambang. 1990. Memahami Dunia Anak-anak. Bandung: CV Mandar Maju
Kartono, Kartini. 1990. Psikologi Anak. Bandung: CV Mandar Maju
Sujanto, Agus. 1996. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta
Lubis,
Mochtar. 1996. Sastra dan Tekniknya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar